oleh

Ketua DPRD Sentil Pemkab Sukabumi: Anggaran BTT untuk Bencana

Infoparlemensukabumi.com||Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara meminta Pemkab Sukabumi untuk menggunakan anggaran dana Belanja Tidak Terduga (BTT) pada APBD untuk kegiatan kebencanaan.
Hal ini dikatakan Yudha ketika dimintai tanggapannya soal nasib penyintas bencana di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi termasuk soal keinginan masyarakat di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu untuk mendapatkan Hunian Sementara (Huntara).

“Sebetulnya kalau di perihal mengenai darurat atau bencana itu sebetulnya untuk anggaran 2022 itu sudah ada anggaran yang namanya BTT. BTT itu untuk menanggulangi apabila ada bencana bencana dan juga di BPBD, di sana pun juga sebagai reaksi cepatnya itu melalui BPBD,” kata Yudha, Kamis (22/9/2022).

“Kemarin saya sedikit mengkritik pemerintah melalui rapat badan anggaran agar BTT ini bisa tersalurkan sesuai dengan fungsi daripada dana BTT itu. Juga pemerintah harus lebih cepat tanggap merespons bencana yang terjadi saat ini karena situasi cuaca dan juga curah hujan yang sangat tinggi ini kan kekhawatiran terjadinya bencana longsor dan lain lain itu kemungkinan banyak terjadi di Kabupaten Sukabumi,” ujar Yudha.

Yudha menceritakan pengalamannya saat melakukan kunjungan ke salah satu daerah di kawasan Pajampangan, Geopark Ciletuh. Saat itu dia mendapat informasi adanya jembatan gantung yang roboh. Hanya selang sehari kunjungan, jembatan itu pun hilang terbawa arus sungai.

“Saya dapat informasi pada saat itu juga ada jembatan gantung yang roboh dikarenakan memang terbawa arus sungai karena curah hujan di situ cukup tinggi semalaman, saya tinjau kesana dan jembatan itu roboh. Pada saat itu saya mengajak pak Sekda kesana untuk segera dilakukan penanggulangan, besoknya jembatan yang roboh itu hilang karena terbawa arus jadi saya pun juga kemarin meminta kepada pak sekda untuk segera melakukan tindakan perbaikan terhadap jembatan,” papar Yudha.

“Sebetulnya jembatan gantung tersebut itu penghubung antara dua desa dan juga di sana ada sekitar 150 KK anak-anak yang harus menyeberang untuk berangkat sekolah. Itu memutus aktivitas masyarakat, lokasinya di daerah Ciwaru, Ciemas,” sambung Yudha.

Komentar

News Feed