Infoparlemensukabumi.com|| Sejumlah pengurus DPC Gerindra Kota Sukabumi mendatangani warga yang berada di Kampung Tipar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Kedatangannya untuk mengklarifikasi permasalahan kekecewaan warga oleh anggota DPRD Kota Sukabumi, Olih Solihin.
“Kita datang kesini ingin mengklarifikasi permasalahan, seperti apa kejelasannya. Jangan sampai ada orang yang membesarkan permasalahan ini dengan kepentingan politisnya, yang berimbas kepada kejelekan nama partai,” ujar Ketua OKK DPC Gerindra Kota Sukabumi, Dian
Pansus DPRD Kota Sukabumi Apresiasi Penyerapan Anggaran Setda dan InspektoratRaperda LKPJ Diberi waktu 30 Hari KerjaFraksi PAN DPRD Kota Sukabumi Usulkan Pembuatan Billboard di Pedestrian
Dijelaskan Dian, bahwa kedatanganya Kampung Tipar ini memang tidak ada intruksi dari ketua partai. Namun dirinya dengan pengurus lainnya, merasa perihatin dengan kejadian ini.
“Sudah jelaskan sekarang mah, tadi kami ngobrol dengan pak Idar, yang merupakan suami Ibu Ida atau Farida. Kami menanyakan langsung ke Pak Idar, dia merupakan orang utamanya. Bukan pak asep atau istrinya,” katanya.
Bahkan ketika Anggota Dewan Olih Solihin membahas bisnis budidaya ikan Koi secara pribadi kepada Idar itu diluar kontek Reses. Tapi Olih ingin membantu Idar dan warga untuk mengembangkan usaha Koi di kampung Tipar.
“Kalau untuk warga itu sudah beres di reses dengan beberapa kelompok usaha. Kalau dengan pak Idar ini secara pribadi dan kebetulan waktu itu ada pak Asep yang mengaku dijanjikan katanya. Padahal fokus utamanya itu ke pak Idar dan kata pak Idar tidak menjanjikan yang serius, tapi untuk kedepannya,” bebernya.
Kalau untuk bantuan yang diajukan dari hasil reses kata Dian masyarakat pun mengetahui prosesnya. Jadi tidak langsung mendapatkan bantuan begitu saja.
” Reses itu kan tugas dewan untuk menyerap aspirasi masyarakat. Nah, aspirasi itu nanti disampaikan oleh dewan ke pemerintah daerah, untuk realisasinya sendiri pertahun anggaran. Kalau pengajuan 2021, nanti pemerintah membantu warganya realisasinya di 2022 mendatang,” katanya.
Sementara itu, Idar mengaku istrinya itu memang tidak tahu lebih jelasnya apa yang diobrolkan dirinya dengan Olih Solihin. Karena saat oborolin budidaya Koi itu dengan dirinya.
” Iya, obrolan budidaya koi itu dengan saya itu pribadi. Obrolan itu seminggu setelah reses, bukan dalam acara reses. Pak Asep pun sama, itu bareng dengan saya, kebetulan ada pak Asep ,” ungkapnya.
Bahkan kata Idar Asep itu tidak memiliki lahan kolam untuk budidaya Ikan Koi. Dia menawarkan ke Olih ada kolam yang kosong dan mungkin disewakan dengan nilai Rp. 1.5 juta pertahun. “Pak Olih bilang, nanti kalau ada rezekinya kita sewa ,” ungkapnya.
Bahkan Idar mengaku bahwa di Kampung Tipar tidak terjadi permasalahan. “Ah tidak ada apa-apa, tidak ada masalah,” ungkapnya.
Komentar